Monday, June 15, 2009

Generasi Aceh Harus Unggul


JAKARTA - Generasi Aceh ke depan harus lebih unggul dari yang ada sekarang. Karena itu Pemerintah Aceh sejak awal memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Aceh dengan cara membuka program beasiswa di berbegai perguruan tinggi bermutu di dalam dan luar negeri.

Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar menekankan hal itu saat mengunjungi dan berdialog dengan 47 mahasiswa asal Aceh yang kuliah di President Universiti, sebuah perguruan tinggi taraf internasional di Cikarang, Bekasi, Sabtu (13/6). “Pendidikan adalah kunci agar tidak mati di lumbung padi. Pendidikan yang baik akan melahirkan generasi yang kreatif, inovatif, dan tidak malas,” tukas mantan tahanan politik yang mendekam di penjara Malang, Jawa Tengah ini.


Ia mencontohkan bangsa Jepang dan Korea yang berhasil menjadi bangsa maju dan dihormati di dunia berkat kreativitas, inovasi dan keunggulan dalam bidang ilmu pengetahuan. “Jepang dan Korea tak punya sumber daya alam melimpah seperti halnya Aceh dan Indonesia umumnya. Tapi mereka berhasil mencapai kemajuan karena pendidikan,” tukas Muhammad Nazar yang hadir didampingi salah seroang tokoh pendidikan Aceh DR Hasballah M Saad.

“Sumber daya alam di Aceh melimpah. Tapi karena pendidikan masih rendah, masih banyak penduduk yang hidup miskin. Kelak itu tidak boleh lagi. Generasi Aceh harus muncul menjadi manusia unggul dengan pendidikan yang baik,” ujar Wagub.

Disebutkan, pendidikan adalah investasi masa depan. Karena itu, Pemerintah Aceh berkeras tetap melanjutkan program pemberian beasiswa kepada putra putri Aceh. Selama 2008, Aceh telah mengirimkan 1.000 putra-putrinya menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. “Tahun ini kita tetap lanjutkan program itu. Kepada DPRA, kami sudah minta agar tidak memangkas anggaran pendidikan, meskipun pendapatn bagi hasil migas turun,” sebut Muhammad Nazar.

APBA mengalokasikan anggaran bidang pendidikan Rp 2 triliun. Jumlah ini menurut Wagub terhitung besar, setelah anggaran pembangunan infrastruktur. “Kita akan terus pertahankan anggaran pendidikan,” katanya. Presiden Universiti, merupakan lembaga pendidikan swasta bertaraf internasional. Terdapat 47 putra putri Aceh yang kuliah di universitas tersebut. Salah seroang diantaranya, bahkan sudah tamat dan sekarang sedang melanjutkan peogram S2 di London, Inggris.

Pimpinan Presiden University, Drs Syonanto Wijaya, MA melaporkan provinsi Aceh termasuk yang paling banyak mengirimkan mahasiswanya. “Kami juga mengamati bahwa mahasiswa asal Aceh memiliki kualitas yang sangat baik,” lapor Syonanto. Ia menjamin perguruan tinggi yang diasuhnya itu bebas narkoba dan obat terlarang lain. President University yang menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar kuliah juga “mengharamkan” mahasiwa merokok di kampus.

Presiden University menurut laporan Syonanto memiliki 1500 mahasiswa yang berasal dari berbagai negara, antara lain Vietnam, Thailand, Indonesia dan lain-lain. Para mahasiswa itu dimukimkan dalam satu komplek asrama dengan fasilitas sangat baik.Sampai lulus S1, menghabiskan biaya Rp 250 juta.

Perwakilan mahasiswa Asal Aceh, Anis Pratama mengakui memperoleh berbagai keunggulan kuliah di President University. “Penguasaan bahasa Inggris kami jaug lebih bagus. Lingkungan kampus mencerminkan semangat kewirausahaan,” kata Anis. Dari 47 mahasiswa asal Aceh, 15 di antaranya memperoleh beasiswa penuh dari Pemerintah Aceh. Sementara sisanya mendapat beasiswa dari kampus dan sebhagaian lagi dibayar sendiri masing-masing siswa. “Kami harapkan ke depan ada penyamarataan, sehingga kami juga memperoleh beasiswa penuh dari Aceh,” bisik seorang mahasiswa.

Sekolah Kedirgantaraan
Dalam kesempatan itu, Wagub Muhammad Nazar juga memberitahu bahwa Pemerintah Aceh sekrang sedang merintis pendirian Isntitut Kesenian Aceh dan Sekolah Kedirgantaraan, serta Diklan Perhubungan Laut yang akan mendidikn calon nakhoda dan pelayar-pelayar tangguh. “Sekolah kedirgantaraan Aceh akan mendidik calon-calon pilot. Tenaga pilot sangat dibutuhkan di tengah iklim modern sekarang,” katanya. Sementara Institut Kesenian Aceh dibutuhkan melahirkan generasi terdidik dalam bidang seni, sekaligus menyelamatkan dan mengembangkan kesenian Aceh. Muhammad Nazar membayangkan, sepuluh tahun mendatang sumber daya manusia Aceh benar-benar melimpah dengan mutus yang sangat baik. Kepada merekalah kelak kita sandarkan harapan untuk membangun Aceh yang lebih baik lagi,” katanya.(fik)

Akses m.serambinews.com dimana saja melalui browser ponsel Anda.

0 comments:

Next previous home
 

DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI SIRA (DPP) Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Edit Udin